kantorjuga tidak ada kendali dari Folder atau dapat disebut juga dicetak meliputi laporan barang, penerimaan barang, permintaan barang, pengeluaran barang, persediaan barang, bukti penyerahan dan bukti permintaan. Laporan-laporan tersebut dapat dipilih sesuai keperluan dan pilihan periode LaporanKeluar Masuk Barang. Salam sejahtera untuk kita semua. Seperti yang diketahui, pada umumnya, bidang usaha ekonomi terbagi menjadi dua garis besar. Yaitu perusahaan dagang, atau biasa kita sebut sebagai "Perusahaan Trading". Dan yang kedua adalah usaha yang bergerak dalam bidang jasa / service. Halhal yang harus ada pada invoice jasa adalah. Baik itu di perusahaan instansi pemerintahan bahkan juga lembaga swasta dan pemerintah. Form ini merupakan contoh form dalam permintaan barang by Iman_bachtiar. Cetak laporan penerimaan dan permintaan barang perbulan 7. Form Kartu Stok Gudang. Modal Rp 168.574.000,00 +. Jumlah kewajiban dan modal. Rp 198.574.000,00. Dari kedua bentuk neraca di atas menghasilkan hasil akhir yang sama, baik kelompok aktiva maupun pasiva. Disini kalian bisa menyusun neraca laporan keuangan pada perusahaan dengan dua bentuk yang berbeda. KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL PAJAK PENYEMPURNAAN BENTUK LAPORAN PENERIMAAN PAJAK (LPP). Pasal 1. (1) Laporan Penerimaan Pajak yang selanjutnya disebut LPP dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak untuk melaporkan jumlah penerimaan pajak setiap bulan dan jumlah penerimaan pajak dalam tahun anggaran berjalan, yang harus disampaikan ke Kantor Wilayah Barangdari Kantor Pusat" dengan "Pengiriman Barang ke Kantor Cabang" dan saldo rekening-rekening pendapatan dengan biaya-biaya yang bersangkutan = yang diakui di dalam laporan perhitungan rugi-laba individual kantor pusat dan cabang, sebagai akibat (konsekuensi) kebijaksanaan sistem desentralisasi yang dilaksanakan. . Contoh Pencatatan Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pahami apa itu pengertian jurnal penerimaan kas cash receipt journal dan jurnal pengeluaran kas cash disbursement journal , perbedaan format di antara keduanya serta contoh pencatatan atau penerapannya yang akan dijelaskan oleh Blog Mekari Jurnal. Dalam suatu perusahaan tidak lepas dari jurnal penerimaan dan pengeluaran kas. Keduanya sangat penting untuk disajikan secara benar dan tepat. Jurnal penerimaan ataupun pengeluaran kas merupakan bagian dari jurnal khusus yang berfungsi untuk mencatat transaksi berulang. Dengan demikian, arus kas suatu perusahaan ataupun lembaga dapat dilaporkan dan terawasi. Pertama-tama, mari kenali pengertian masing-masing jurnal penerimaan dan pengeluaran kas Penerimaan Kas Pengertian jurnal penerimaan kas cash receipt journal adalah salah satu jenis jurnal yang memuat berbagai catatan terkait kas yang masuk. Dari mana pun sumbernya, harus dicatat dengan jelas. Penerimaan umumnya berasal dari sumber utama yang beragam. Adapun sumber penerimaan yang utama dalam sebuah usaha diantaranya seperti Penjualan produk secara tunai Modal yang ditanamkan atau diinvestasikan oleh pemilik usaha Piutang yang sudah dibayar tunai Penjualan aset secara cash Penerimaan sewa, dividen ataupun bunga Pinjaman tunai dari Bank, perorangan ataupun lembaga keuangan lainnya Pengeluaran Kas Sebagaimana umumnya, dalam sebuah usaha selain ada penerimaan tentu ada pengeluaran. Apabila penerimaan menambah jumlah kas, maka pengeluaran adalah kebalikannya. Dari setiap pengeluaran tersebut, harus dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. Keberadaan jurnal penerimaan dan pengeluaran kas akan selalu beriringan. Alasannya, karena keduanya saling berkaitan. Fungsi jurnal pengeluaran kas sendiri yaitu untuk mencatat seluruh arus keluar kas bagi operasional usaha. Catatan atau jurnal ini, nantinya dapat memproyeksikan kemampuan finansial usaha yang berasal dari kas usaha itu sendiri. Adapun jenis-jenis pengeluaran kas yang harus dicatat dalam jurnal ini, antara lain seperti Pembayaran hutang dagang ataupun material Pembelian barang atau bisa juga penggunaan jasa yang dibayar secara tunai Pengeluaran untuk beban perusahaan seperti gaji karyawan Pembayaran setoran ke kas kecil Refund untuk barang yang dikembalikan oleh konsumen Biasanya, bukti yang dijadikan rujukan atau acuan untuk mencatat transaksi di jurnal pengeluaran ini berupa faktur dari supplier yang sudah lunas. Bukti pelunasan bisa dokumen berupa cek maupun bilyet giro. Pastikan untuk mengisi jurnal ini dengan rinci juga teliti, agar tidak susah saat memindah ke buku besar. Manfaat Pembuatan Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas Jadi, apa manfaat dari pembuatan jurnal penerimaan dan juga pengeluaran kas? Manfaatnya antara lain, yaitu Memudahkan pengelolaan dan pengawasan arus atau aliran keuangan perusahaan. Pencatatan data jauh lebih mudah, detail dan rapi. Memiliki informasi keuangan yang lengkap, sistematis dan akurat untuk dijadikan laporan keuangan sebagai dasar dari setiap kebijakan. Meminimalisir kesalahan pencatatan transaksi dan kecurangan, karena setiap jenis transaksi disertai bukti yang dapat dipertanggung jawabkan. Mencegah perubahan data. Adanya pembagian kerja yang memberi efektifitas bagi setiap divisi atau bagian. Pembuatan laporan keuangan secara berkala jadi lebih mudah. Mempermudah pengecekan kondisi keuangan. Menjadi tolok ukur atau bahan pertimbangan dalam membuat rencana bisnis ke depan. Baca juga Contoh Jurnal Umum Beserta Tahapan Pembuatannya Format Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas Masing-masing jurnal, baik penerimaan maupun pengeluaran kas, memiliki format tertentu. Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas yang disajikan pun akan lebih tertata dan rapi. Berikut ini format yang biasa digunakan! Format Jurnal Penerimaan Kas Pada jurnal penerimaan, bisa ditambahkan beberapa entri untuk menyesuaikan frekuensi penerimaan dana atau uang tunai dari pelanggan. Selanjutnya di bagian akhir, saldo dari jurnal ini akan diringkas secara berkala untuk kemudian dipindahkan atau diposting ke dalam buku besar. Format entri jurnal penerimaan kas cash receipt journal yang sederhana dan paling sering digunakan dalam perusahaan dagang, diantaranya terdiri dari Kolom tanggal untuk mencatat kapan uang tunai tersebut masuk ke dalam kas. Kolom akun kredit, untuk mencatat nama akun sebagai tempat penerimaan uang tunai. Kolom posting reference atau referensi posting, yang isinya adalah jumlah akun di buku besar pada saat diposting. Kolom cash atau kas untuk mencatat jumlah uang tunai yang masuk atau diterima.. Kolom discount untuk mencatat jumlah potongan yang sudah disetujui ketika menerima uang tunai dari konsumen Kolom sales untuk mencatat banyaknya penjualan secara tunai. Kolom piutang, berfungsi untuk mencatat pembayaran tunai atas utang yang dimiliki konsumen kepada Anda. Kolom sundries atau macam-macam, yang isinya segala bentuk catatan tambahan terkait akun yang tidak memiliki kolom khusus. Sebagai contoh, misalnya penerimaan bunga dan lain sebagainya. Format Jurnal Pengeluaran Kas Begitu pula halnya dengan jurnal pengeluaran kas cash disbursement journal memiliki format tertentu. Dengan format inilah, catatan pengeluaran akan tersaji dengan rapi dan teratur. Dalam formatnya, akan tersedia beberapa kolom yang terdiri dari Date/tanggal- di kolom ini, Anda bisa mencatat tanggal transaksi dilakukan. Nomor Bukti- bagian yang digunakan untuk mencatat nomor terkait bukti berupa nota dan sebagainya. Keterangan- digunakan untuk mencatat penjelasan terperinci terkait transaksi yang dilakukan. Referensi- mencatat tanda terkait poin-poin yang sifatnya terhubung dengan buku besar. Kas- bagian yang difungsikan untuk mencatat setiap nilai dari tunai yang masuk. Potongan- pada kolom ini, Anda bisa menginput potongan terkait transaksi yang dilakukan. Piutang- jenis kolom lainnya yang akan digunakan untuk menuliskan setiap nilai piutang. Penjualan- kolom yang akan menginput setiap catatan dari proses penjualan. Serba-Serbi- sesuai namanya, kolom ini digunakan untuk mencatat akun lainnya selain yang telah disebutkan, misalnya sewa dan semacamnya. Baca juga Mengenal Jurnal Penyesuaian, Bonus Contoh dan Cara Membuat! Contoh Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas Bagaimana cara membuat buku kas untuk jurnal penerimaan dan jurnal pengeluaran kas? Untuk memahaminya, Anda bisa mempelajari contoh kasus yang disediakan di bawah ini. Contoh Kasus Jurnal Penerimaan Kas Cobalah untuk mencatat transaksi di bawah ini dalam bentuk jurnal penerimaan kas. Penerimaan kas di bulan Desember, Tahun 2021 sebagai berikut 9 Desember menerima Rp 700,000 dari A&Co sebagai pembayaran lunas secara penuh. 12 Desember $5000 diterima dari Sam&Co dengan diskon sebesar Rp 75,000. 20 Desember perusahaan menerima Rp 500,000 dari pihak A&Co terkait kredit barang dengan diskon RP 50,000. 27 Desember mendapatkan uang kas Rp 500,000 dari penjualan alat kantor. 30 Desember penerimaan tunai Rp 5,000,000 dari Beauty C dengan diskon hingga Rp 50,000. Cara membuat pencatatan jurnal penerimaan kas cash receipt journal dengan contoh di atas adalah Baca juga Cara Pembuatan Catatan Buku Pemasukan dan Pengeluaran Contoh Kasus Jurnal Pengeluaran Kas Selanjutnya, mari memahami studi kasus terkait pengeluaran suatu kas perusahaan. Dengan menilik kasusnya langsung, Anda pun bisa memahaminya secara mudah. Transaksi pengeluaran sejak tahun 2021, bulan Desember. Tanggal 7 Desember, terjadi transaksi terkait pembelian produk/barang yang sifatnya tunai, sebesar rupiah dari toko ABC. Tanggal 12 Desember, transaksi return barang karena ada cacat ataupun semacamnya, mengeluarkan biaya sebesar rupiah. 15 Desember, perusahaan melakukan transaksi terkait pelunasan piutang yang dimiliki perusahaan sebesar rupiah dengan pihak A&Co. 22 Desember, perusahaan kembali melakukan transaksi pembelian tunai untuk perlengkapan kantor, sebesar rupiah di Office Shop. Tanggal 27 Desember, adanya transaksi terkait pembayaran beban yang jumlahnya mencapai rupiah. Cara membuat pencatatan jurnal pengeluaran kas cash disbursement journal dengan contoh di atas adalah Pencatatan Transaksi Minim Kesalahan dengan Aplikasi Keuangan Mekari Jurnal Penggunaan software akuntansi online terbaik tentu akan dapat memudahkan Anda dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan untuk memiliki berbagai laporan sesuai kebutuhan perusahaan Anda. Selain itu Mekari Jurnal juga memiliki akses data yang sangat fleksibel untuk bisa dilihat kapan saja dan di mana saja secara real time dengan tingkat keamanan yang setara dengan Bank. Anda bisa mendapatkan segala kemudahan dalam mengatur dan mencatat keuangan bisnis dalam bentuk laporan yang rapi dan terstruktur. Informasi lebih lanjut tentang Jurnal, bisa Anda dapatkan di sini. Anda juga bisa dapat mencoba sendiri dengan hubungi sales kami, dengan klik tombol di bawah ini. Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Jadwalkan Demo Ke Sales Jurnal Sekarang! Demikianlah ulasan terkait jurnal penerimaan kas cash receipt journal dan jurnal pengeluaran kas cash disbursement journal, mulai dari definisi hingga contohnya dalam kasus. Dengan adanya contoh format jurnal, baik penerimaan maupun pengeluaran dapat disajikan dengan rapi dan terperinci. Selain itu, akan lebih mudah terawasi dan terkontrol pihak perusahaan. Pentingnya Mengelola Inventaris untuk Kelangsungan Bisnis Inventaris adalah kata lain dari stok atau persediaan barang yang dimiliki oleh perusahaan, kantor, atau pabrik. Bagaimana cara mengelola inventaris dengan tepat agar proses inventarisasi berjalan lancar? Simak di Blog Mekari Jurnal! Bagi Anda yang baru memulai bisnis atau usaha, penting bagi Anda untuk belajar dan memahami segala hal mengenai inventaris. Alasannya karena dari inventaris, Anda bisa memantau produktivitas bisnis atau usaha. pengelolaan inventaris merupakan salah satu pendorong bisnis untuk menghasilkan profit yang lebih optimal. Oleh karenanya tugas mengelola inventaris ini tidak boleh ditinggalkan seberapa lelahnya pun Anda mengurus bagian lain dalam bisnis dan seberapa kecilnya pun bisnis yang dijalankan. Sebelum beranjak ke cara mengelolanya, kita akan memahami dulu apa pengertian serta manfaat dari inventaris itu sendiri. Apa itu Inventaris? Terdapat beberapa pengertian dari ahli maupun KBBI tentang inventaris, apa saja itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI pengertian inventaris adalah daftar keseluruhan barang milik institusi baik itu sekolah, kantor, perusahaan, ataupun pemerintah yang digunakan sebagai alat untuk kegiatan operasionalnya. Sedangkan menurut Wikipedia, arti inventaris adalah sebuah kata yang diambil dari Bahasa Inggris yang berarti barang atau bahan milik suatu perusahaan dengan tujuan untuk diolah kembali menjadi produk lain yang nantinya akan dijual. Soemarsono SR menjelaskan bahwa inventaris artinya merupakan keseluruhan barang yang dimanfaatkan kantor dan disertai dengan kondisi barang, jenisnya, harga juga jumlahnya. Menurut Muhammad Ali, inventaris adalah daftar atau catatan barang milik perusahaan yang dipakai untuk menjalankan kegiatan usahanya. Daftar atau catatan tersebut, isinya adalah seluruh peralatan maupun bahan yang tersedia dan dimanfaatkan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan ataupun pengelolaannya. Sementara menurut definisi dari sisi IPTEK, inventaris kantor di dalam ilmu akuntansi ialah segala bentuk kegiatan maupun usaha untuk memperoleh data yang diperlukan mengenai persediaan barang yang dikelola ataupun dimilikinya. Baik barang yang dibeli dengan anggaran belanja ataupun diperoleh secara hibah, untuk kemudian dicatat dengan sebagaimana mestinya. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian inventaris adalah daftar atau catatan sumber daya yang penting bagi perusahaan agar bisa beroperasi dan mengelola sumber daya tersebut. Pencatatan atau inventarisasi harus dibuat dengan rapi, tujuannya adalah memudahkan pengecekan juga pengelolaan inventaris barang yang beragam dan berjumlah banyak. Hasil dari pencatatan tersebut juga akan dijadikan acuan data dalam menyusun laporan keuangan, di mana data harus valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, operasional perusahaan akan dapat berjalan lancar sebagaimana mestinya. Perusahaan akan lebih mudah melakukan evaluasi juga pengembangan berdasarkan data inventaris juga laporan keuangan. Kendali penuh inventory barang dengan Fitur Produk dan Inventory Barang Jurnal. Buktikan dengan coba gratis Jurnal sekarang! Tujuan Inventarisasi Inventarisasi dilakukan dengan tujuan untuk membantu kelancaran administrasi perusahaan maupun instansi agar aset dapat terawasi dengan baik. Adapun tujuan lain dari inventarisasi yaitu Menjaga sarana prasarana yang dimiliki oleh sebuah instansi atau perusahaan, Memudahkan kegiatan kontrol inventaris terhadap penggunaan budget perusahaan. Menjadi bahan pertimbangan untuk pengadaan atau pemeliharaan. Membantu merencanakan, menyalurkan, memelihara dan menyimpan aset yang dimiliki instansi/perusahaan. Sebagai pedoman untuk menghitung nilai kekayaan aset. Mempercepat proses pembuatan laporan. Sebagai bahan rujukan jika terjadi kecurangan pegawai atau pencurian dalam perusahaan/instansi. Untuk memeriksa dan mengontrol keluar masuk barang, termasuk barang hibah/pemberian. Mengapa Pengelolaan Inventaris Penting Bagi Bisnis? Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan harus mengelola inventaris yang ada. Selain berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dan berpengaruh pada profitnya, juga untuk efektivitas kerja yang bertanggung jawab atas inventarisasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa diperoleh ketika perusahaan mengelola inventaris dengan tepat. Meminimalkan Penyusutan Inventaris Dalam akuntansi, Anda tentu kerap mendengar istilah penyusutan atau depresiasi. Hal itu berarti berkurangnya nilai jual suatu barang. Umumnya, penyusutan terjadi pada aset atau aktiva perusahaan yang bersifat tetap. Kita ambil contoh yaitu kendaraan, makin lama dipakai maka nilai jualnya pun akan menyusut atau menurun. Sementara yang dimaksud dengan penyusutan pada inventaris biasanya dikarenakan kelalaian manusia. Akibat kesalahan tersebut terjadilah pengurangan atau penyusutan jumlah inventaris barang. Pengurangan atau penyusutan tersebut bisa karena kesalahan dalam pencatatan, kesalahan membuat alur inventarisasi atau bahkan pencurian. Untuk menghindari berbagai risiko tersebut, maka diperlukan adanya pengelolaan inventaris dengan benar. Sebab, penyusutan tersebut akan diakumulasikan dan muncul pada format laporan keuangan di kolom aktiva. Otomatis jumlah harta perusahaan pun berkurang. Hal ini bisa saja mempengaruhi kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan. Memudahkan Pengawasan Melalui Tata Letak Ketika perusahaan memiliki ribuan barang persediaan dan ditempatkan pada gudang yang amat luas, tentu akan sulit mengawasinya. Selain menguras waktu tentu juga menguras tenaga. Sebagai solusi untuk memudahkannya, maka dilakukan pengelolaan inventaris dengan memberlakukan sistem klasifikasi tata letak. Bahkan tidak jarang perusahaan yang sudah menggunakan metode barcode. Dengan demikian, Anda akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan, pengecekan bahkan saat harus melakukan stock opname atas barang persediaan. Risiko adanya barang kadaluarsa, rusak atau bahkan tidak layak juga akan lebih terminimalisir. Tonton video di bawah ini bagaimana PT. Permata Berlian Perkasa, perusahaan yang bergerak di bidang importir dan distributor menjawab tantangan pengelolaan inventaris dengan menggunakan software Mekari Jurnal. Peningkatan Pelayanan Terhadap Konsumen Pada saat Anda berhasil mengelola inventaris dengan tepat dan baik, otomatis persediaan barang akan selalu terpantau. Hal ini berimbas pada pelayanan terhadap konsumen yang tentunya lebih memuaskan. Konsumen akan lebih loyal pada produk yang stok barangnya tersedia. Bahkan tidak jarang mereka rela membayar lebih mahal, ketika Anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan cepat. Dengan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dan memberi kepuasan pada mereka, ini bisa menjadi jalan pemasaran dari mulut ke mulut. Konsumen bisa merekomendasikan produk usaha Anda pada orang-orang di sekitarnya. Dengan begitu penjualan berpotensi untuk bertambah dan profit perusahaan pun akan meningkat. Sebagai Tolok Ukur Kinerja Pengelolaan Inventaris Pengelolaan inventaris dapat Anda ukur efektifitas kerjanya dengan menggunakan Key Performance Indicator KPI. Hal ini untuk meningkatkan semangat kerja dan suasana yang lebih kondusif di tempat kerja. Dengan etos kerja karyawan yang tinggi, Anda akan dipermudah dalam memantau serta mengelola inventaris perusahaan. Dari angka yang ditunjukkan oleh KPI, maka akan terlihat pencapaian perusahaan Anda dalam mengelola inventaris dan menerapkan fungsi akuntansi dengan lebih mudah. Kelola Invoice Terintegrasi Ke Dalam Laporan Keuangan Anda, Pelajari Fitur Invoice Online Jurnal Selengkapnya di sini! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Bagaimana Cara Mengelola Inventaris dengan Tepat? Sebagai salah satu hal penting dalam perusahaan, maka harus dikelola dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah cara pengelolaan inventaris atau stok barang yang bisa Anda terapkan dalam bisnis Anda. 1. Tentukan Penanggung Jawab yang Berkompeten dan Terpercaya Cara mengelola inventaris yang pertama yaitu dengan memilih tenaga kerja yang tepat untuk bertanggung jawab atas inventaris perusahaan dan bisa melakukan inventory control. Pilih yang memang paham seluk beluk inventaris dan mampu memberikan laporan terperinci, akurat dan terpercaya sehubungan dengan stok barang persediaan, termasuk keluar masuknya barang. Ia juga bertanggung untuk melakukan audit inventaris, pengembalian maupun isi ulang. 2. Tingkatkan Keamanan Keamanan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Terlebih jika perusahaan Anda memiliki inventaris dalam jumlah besar dalam gudang yang cukup luas. Anda bisa menggunakan CCTV untuk bisa mengawasi kondisi sekitar. Berikan akses khusus bagi penanggung jawab untuk bisa keluar masuk gudang, sehingga tidak semua orang bebas berkeliaran di gudang penyimpanan. Hal ini untuk meminimalisir kemungkinan pencurian atau kecurangan yang mengakibatkan penyusutan inventaris barang. 3. Pengklasifikasian Produk Pemisahan produk berdasarkan warna atau kode SKU juga barcode bisa memudahkan Anda dalam mengelola inventaris kantor. Dengan dua metode tersebut akan menghemat waktu juga tenaga dalam proses pengecekan. Kesalahan pencatatan stok atau kemungkinan barang hilang juga lebih bisa diminimalkan. 4. Pantau Stok dan Audit Secara Berkala Jangan malas untuk selalu memantau ketersediaan barang. Dengan begitu akan meminimalisir kekosongan barang atau bahkan deadstock. Dengan rajin memantau jumlah stok yang ada, Anda akan lebih mudah membuat estimasi produksi atau pemesanan barang dalam jumlah tepat. Anda juga harus melakukan audit secara berkala. Tujuannya yaitu menyesuaikan jumlah stok di gudang dengan catatan pada sistem. Apabila terdapat perbedaan, maka harus segera ditelusuri di mana letak penyebab ketidaksesuaian tersebut. Kelola Persediaan Barang Perusahaan dengan Software Mekari Jurnal! Untuk memudahkan Anda dalam mengelola persediaan barang atau inventaris kantor, Anda bisa menggunakan software inventaris barang, salah satunya adalah Mekari Jurnal. Dengan menggunakan Jurnal Anda dapat memiliki sistem inventory, di mana Anda akan mendapatkan fitur seperti Notifikasi atau pemberitahuan dan kalkulasi produk secara langsung. Pelacakan penjualan produk terbanyak, sehingga memungkinkan perusahaan Anda untuk mengantisipasi dengan pemenuhan stok yang lebih besar. Mengimpor data persediaan dalam jumlah besar. Melakukan pelacakan secara cepat terhadap persediaan stok barang dalam beberapa lokasi yang berbeda. Mengatur jumlah minimal stok, sehingga dapat melakukan pemesanan tepat waktu. Jadi, mulailah kelola persediaan bisnis Anda dengan mudah dan cepat bersama software akuntansi online Jurnal. Daftarkan bisnis Anda sekarang juga dan nikmati free trial selama 14 hari. Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Konsultasi Ke Sales Jurnal Sekarang! Itulah sedikit penjelasan singkat mengenai apa itu arti pengertian inventaris barang atau kantor adalah dan bagaimana cara mengelola dengan tepat. Bagi Anda yang baru memulai usaha, pastikan untuk menerapkan cara pengelolaan inventarisasi di atas agar usaha Anda dapat bertahan dan makin berkembang. 67% found this document useful 3 votes4K views7 pagesDescriptionContoh laporan mengenai penerimaan dan penggunaan barang/jasa instansi beserta dokumen dokumen pelengkapCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 3 votes4K views7 pagesContoh Laporan Penerimaan Dan Pemakaian BarangDescriptionContoh laporan mengenai penerimaan dan penggunaan barang/jasa instansi beserta dokumen dokumen pelengkapFull description Audit Pembelian Poin-Poin Keseluruhan Materi bisa diklikAudit Siklus Pembelian dan Utang UsahaAkun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran UtangFungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan yang TerkaitMetodologi untuk Merancang TOC dan STOTMetodologi untuk Merancang TBD Utang UsahaCutoff testSubstantive Analytical Procedure Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran Utang Tujuan dalam audit Siklus Pembelian Siklus Akuisisi dan Pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi. Gambar 18-41 menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Ada tiga kelas transaksi yang termasuk dalam siklus Pembelian dan pembayaran utang, yaitu Akuisisi/pembelian barang dan jasa Pencairan kas / pembayaran Retur pembelian dan allowance dan diskon pembelian Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran Utang Akun-akun yang terdapat dalam siklus pembelian dan pembayaran utang ditunjukkan oleh t-account pada gambar di atas. Dalam gambar tersebut, ditampilkan bahwa setiap transaksi didebet dan dikredit ke akun utang dagang. Akun yang diuji dalam siklus ini hanya untuk ketiga jenis transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran utang. Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan yang Terkait Terdapat empat fungsi bisnis dalam siklus pembelian dan pembayaran utang, yaitu Memproses pesanan pembelian Permintaan barang atau jasa oleh personel klien adalah titik awal siklus atau mengawali siklus pembelian dan pembayaran utang, dokumen yang sering digunakan, meliputi Permintaan pembelian purchase requisition Digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang. Perusahaan seringkali mengandalkan titik. Purchase requisition adalah dokumen yang digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang. Ini dapat berupa permintaan untuk akuisisi seperti bahan oleh staf produksi atau pengawas gudang, perbaikan luar oleh personil kantor atau pabrik, atau asuransi oleh wakil presiden yang bertanggung jawab atas properti dan peralatan. Pesanan pembelian purchase order Digunakan untuk memesan barang dan jasa kepada vendor. Mencakup deskripsi, kuantitas dan informasi terkait tentang barang atau jasa yang diinginkan perusahaan. Dan seringkali juga digunakan untuk menunjukkan otosiasi akuisisi. Perusahaan biasanya menyerahkan pesanan pembelian secara elektronik kepada vendor yang telah memiliki sisitem Electronic Data Interchange EDI. Purchase order adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Ini mencakup uraian, jumlah, dan informasi terkait untuk barang dan jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering digunakan untuk menunjukkan otorisasi akuisisi. Menerima barang dan jasa Merupakan titik kritis dalam siklus pembelian dan pembayaran utang karena merupakan saat dimana sebagian besar perusahaan mulai mengakui akuisisi dan kewajiban terkait pada catatannya. Jika barang telah diterima, akan dilakukan pemeriksaan atas deskripsi, kuantitas, kedatangan yang tepat waktu dan kondisinya. Laporan penerimaan receiving report merupakan dokumen yang dibuat saat barang diterima. Laporan tersebut mencantumkan data yang relevan. Penerimaan oleh perusahaan barang atau jasa dari vendor adalah titik kritis dalam siklus karena saat itulah sebagian besar perusahaan pertama kali mengakui akuisisi dan kewajiban terkait pada catatan mereka. Ketika barang diterima, kontrol yang memadai memerlukan pemeriksaan untuk deskripsi, jumlah, kedatangan tepat waktu, dan kondisi. Receiving report adalah kertas atau dokumen elektronik yang disiapkan pada saat barang diterima. Ini termasuk deskripsi barang, jumlah yang diterima, tanggal yang diterima, dan data terkait lainnya. Mengakui kewajiban Pengakuan yang tepat atas liabilitas untuk penerimaan barang dan jasa membutuhkan pencatatan yang cepat dan akurat. Pencatatan awal mempengaruhi laporan keuangan dan pencairan kas aktual, Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati untuk memasukkan semua transaksi akuisisi, hanya akuisisi yang terjadi, dan pada jumlah yang benar. Pengakuan kewajiban atas penerimaan barang dan jasa memerlukan pecatatan yang tepat waktu dan akurat karena akan memengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas aktual. Dokumen dan catatan yang umum meliputi Faktur Vendor Vendor’s Invoice. Merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang terutang atas suatu transaksi akuisisi/pembelian. Ini menunjukkan deskripsi dan jumlah barang dan jasa yang diterima, harga termasuk ongkos angkut, ketentuan diskon tunai, tanggal tagihan, dan jumlah total. Faktur vendor penting karena menunjukkan jumlah yang dicatat dalam file transaksi akuisisi. Memo Debet Debit Memo adalah dokumen yang diterima dari vendor dan Menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur barang/pengembalian barang atau allowance yang diberikan. Voucher, Digunakan dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi. Terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi nomor urut. Voucher mencakup lembar sampul atau folder untuk berisi dokumen dan paket dokumen yang relevan seperti pesanan pembelian, salinan slip kemasan, laporan penerimaan, dan faktur vendor. Setelah pembayaran, salinan cek atau transfer dana elektronik ditambahkan ke paket voucher. File Transaksi File yang dibuat komputer yang meliputi semua transaksi akuisisi yang diproses oleh suatu sistem akuntansi selama suatu periode. Jurnal Akuisisi atau Listing Acquisitions Journal. Seringkali disebut jurnal File Induk Utang Usaha Accounts Payable Master File. Mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan akusisisi untuk setiap Diperbarui dari file transaksi akuisisi, retur dan pengurangan serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi. Neraca Saldo Utang Usaha Accounts Payable Trial Balance. Mencantumkan jumlah yang terutang untuk setiap vendor dan dibuat secara langsung dari file induk utang Laporan Vendor Vendor’s Statement. Dokumen yang dibuat vendor dan menunjukkan seluruh aktivitas dan saldo yang terkait dengan akuisisi dari vendor Mencatat dan memproses pengeluaran kas Pembayaran untuk barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan untuk semua entitas. Kegiatan ini secara langsung mengurangi saldo dalam akun kewajiban, khususnya hutang dagang. Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas yang diperiksa auditor termasuk Digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran telah jatuh tempo. Dalam beberapa rencana EDI, perusahaan menyerahkan pembayaran secara elektronik kepada vendor melalui transfer dana elektronik Electronic Funds Transfer antara bank perusahaan dan bank vendor. File Transaksi Pengeluaran File yang dibuat dengan komputer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas oleh sistem akuntansi selama periode tertentu. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas. Listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencantumkan semua transaksi selama setiap periode Cek. Dokumen ini biasanya digunakan untuk membayar akuisisi saat pembayaran jatuh tempo. Cek biasanya disiapkan dalam format multi-salinan, dengan yang asli pergi ke penerima pembayaran, satu salinan diajukan dengan faktur vendor dan dokumen pendukung lainnya, dan satu lagi diajukan secara numerik. Dalam kebanyakan kasus, cek individual dicatat dalam file transaksi pengeluaran tunai. Berikut tabel yang memuat kelas transaksi, akun, fungsi bisnis, serta dokumen dan pencatatan terkait dengan Siklus Pembelian. Penjelasan singkat fungsi bisnis Siklus Pembelian untuk lebih lengkapnya silahkan baca di buku Arens, 2016 hlm. 606 s/d 609 Metodologi untuk Merancang TOC dan STOT Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang yang luas Pengujian Meliputi tiga dari empat fungsi bisnis. Pengujian Menyangkut fungsi keempat. TOC dan STOT untuk Siklus Pembelian Siklus Akuisisi dan Pembayaran dibagi menjadi dua bidang besar Tes akuisisi, yang menyangkut tiga dari empat fungsi bisnis yang dibahas sebelumnya dalam bab ini memproses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, dan mengakui ltabilitas. Tes pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat, pemrosesan dan pencatatan pembayaran kas Metodologi dalam merancang TOC dan STOT Siklus Pembelian adalah sbb. Metodologi yang digunakan untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif sama seperti yang telah digunakan di bab-bab sebelumnya. Yaitu digambarkan di bawah ini. metode merancang pengujian pengendalian dan Susbstantive tes siklus pembayaran dan akuisisi Tahapan ke-1, ke-2, dan ke-3 pada metodologi tersebut telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Oleh karena itu, pada pertemuan ini kita akan langsung membahas tahap terakhir. Dalam merancang TOC dan STOT, terlebih dahulu kita harus mengetahui tujuan audit serta asersi yang sesuai. Berikut adalah tujuan audit dan asersi atas akuisisi Standar Asersi AICPA. Tujuan Audit Terkait Transaksi Asersi Akuisisi tercatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, konsisten dengan kepentingan terbaik klien Occurrence Transaksi akuisisi yang ada telah dicatat Completeness Transaksi akuisisi yang dicatat adalah akurat Accuracy Transaksi akuisisi dimasukkan dengan benar dalam buku besar A/P dan Inventory dan dijumlahkan dengan benar Posting and Summarization Transaksi akuisisi diklasifikasikan dengan benar Classification Transaksi akuisisi dicatat pada tanggal yang benar Timing Empat dari enam tujuan audit terkait transaksi untuk akuisisi patut mendapat perhatian khusus dan karenanya diperiksa lebih dekat. Ketepatan banyak akun aset, kewajiban, dan pengeluaran tergantung pada pencatatan transaksi yang benar dalam jurnal akuisisi, terutama terkait dengan empat tujuan ini. Akuisisi tercatat adalah untuk barang dan layanan yang diterima, konsisten dengan kepentingan terbaik klien Occurence. Kontrol yang memadai mencegah pencatatan akuisisi yang tidak disengaja agar tidak terjadi, terutama merekam akuisisi duplikat. Kontrol yang memadai juga cenderung mencegah klien untuk memasukkan sebagai pengeluaran bisnis atau transaksi penipuan aset atau yang terutama menguntungkan manajemen atau karyawan lain daripada entitas yang diaudit. Akuisisi yang ada telah dicatat Completeness. Kegagalan untuk mencatat perolehan barang dan jasa yang diterima meng-understate hutang dagang dan dapat mengakibatkan berlebihannya pendapatan bersih dan ekuitas pemilik. Oleh karena itu, auditor menganggap ini sebagai tujuan penting untuk akuisisi. Mungkin sulit dalam beberapa audit untuk melakukan tes rincian saldo untuk menentukan apakah ada transaksi yang tidak tercatat, sehingga auditor harus mengandalkan kontrol dan pengujian substantif transaksi untuk tujuan ini. Selain itu, karena audit hutang dagang biasanya memakan waktu yang cukup lama, pengendalian internal yang efektif, diuji dengan benar, dapat secara signifikan mengurangi biaya audit. Akuisisi dicatat secara akurat Accuracy. Tingkat pengujian rincian banyak neraca dan akun pengeluaran tergantung pada evaluasi auditor atas efektivitas pengendalian internal terhadap keakuratan transaksi akuisisi yang dicatat. Misalnya, jika auditor yakin bahwa transaksi aset tetap dicatat dengan benar dalam jurnal akuisisi, dapat diterima untuk lebih sedikit menjamin akuisisi periode berjalan selama pengujian rincian saldo daripada jika kontrolnya tidak memadai. Ketika klien menggunakan pencatatan perpetual inventory, pengujian rincian inventaris juga dapat dikurangi secara signifikan jika auditor yakin bahwa catatan abadi tersebut akurat. Kontrol atas akuisisi yang termasuk dalam pencatatan perpetual biasanya diuji sebagai bagian dari pengujian kontrol dan pengujian substantif transaksi untuk akuisisi. Akuisisi diklasifikasikan dengan benar Classification. Pengujian rincian akun individu tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal memadai untuk memberikan jaminan yang wajar atas klasifikasi yang benar dalam jurnal akuisisi. Meskipun semua akun dipengaruhi sampai taraf tertentu oleh kontrol yang efektif atas klasifikasi, dua area yang paling terpengaruh adalah akuisisi aset tetap periode berjalan, dan semua akun pengeluaran, seperti perbaikan dan pemeliharaan, utilitas, dan iklan. Ini relatif memakan waktu bagi auditor untuk melakukan tes dokumentasi dari akuisisi aset tetap periode berjalan dan akun pengeluaran untuk akurasi dan klasifikasi. Oleh karena itu, penghematan waktu dapat menjadi signifikan ketika kontrol efektif. Memahami pengendalian internal Auditor harus memahami pengendalian internal untuk siklus akuisisi dan pembayaran sebagai bagian dari pelaksanaan prosedur penilaian risikodengan mempelajari bagan arus klien, mereview kuesioner pengendalian internal, serta melaksanakan pengujian walkthrough untuk transaksi akuisisi dan pembayaran. 2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan Pengendalian kunci untuk setiap fungsi bisnis dari siklus akuisisi dan pembayaran yaitu Otorisasi Pembelian. Untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh demi memenuhi tujuan perusahaan dan menghindari akuisisi item yang berlebihan atau tidak Sebagian besar perusahaan mensyaratkan tingkat otorisasi untuk jenis akuisisi atau jumlah nilai uang yang berbeda. Semua pesanan pembelian harus dipranomori untuk memudahkan pencatatatn akuntansinya. Pemisahan Penyimpanan Aset dari Fungsi Lainnya. Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan, barang harus dikendalikan secara fisik dari saat penerimaannya hingga penggunaan atau pelepasannya. Personil di departemen penerimaan harus independen dari personil ruang penyimpanan dan departemen Pencatatan yang Tepat Waktu dan Review Independen atas Departemen utang usaha bertanggung jawab untuk memverifikasi kelayakan akuisisi. Selain itu juga memverifikasi perkalian, footing dan distribusi akun. Pengendalian yang penting ialah persyaratan bahwa personil yang mencatat akuisisi tidak boleh memiliki akses ke kas, sekuritas dan aset lainnya serta dokumen dan catatan yang memadai, prosedur yang tepat untuk menyimpan catatan dan pengecekan independen atas kinerja. Otorisasi Pengendalian yang penting untuk pembayaran meliputi Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenang yang Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan fungsi utang usaha Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh si penandatagan cek pada saat cek ditandatangani Cek harus dipranomori 3. Menentukan luas pengendalian Selanjutnya auditor menilai risiko pengendalian. Jika ingin mengandalkan pengendalian untuk mendukung penilaian risiko pengendalian pendahuluan di bawah maksimum, auditor melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif. setelah efektivitas pengendalian ditingkatkan dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor akan mampu mengurangi pengujian substantif. 4. Merancang TOC dan STOT Empat dari enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi akuisisi memerlukan perhatian khusus sehingga perlu diperiksa dengan lebih teliti. Antara lain Akuisisi yang Dicatat adalah untuk Barang dan Jasa yang Diterima, yang Konsisten dengan Kepentingan Utama Klien Keterjadian/Occurence. Pengendalian internal yang memadai akan mencegah akuisisi yang sebenarnya tidak terjadi dicatat dengan Akuisisi yang Ada Telah Dicatat Kelengkapan/Completeness. Auditor harus mengandalkan pengendalian internal untuk tujuan kelengkapan ini karena mungkin akan sulit untuk melakukan pengujian atas rincian saldo TDB guna mengetahui apakah ada transaksi yang belum Akuisisi Telah Dicatat secara Akurat Keakuratan/Accuracy. Luas pengujian atas rincial saldo terhadap banyak akun neraca dan beban kembali lagi sangat bergantung pada evaluasi auditor atas keefektifan pengendalian internal terhadap keakuratan transaksi akuisisi yang Akuisisi Telah Diklasifikasikan dengan Benar Klasifikasi/Classification. TDB terhadap akun tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal telah memadai untuk memberikan kepastian yang layak mengenai klasifikasi yang benar dalam jurnal 5. Merancang TOC dan STOT untuk pengeluaran kas Metodologi dan proses yang dikembangkan untuk prosedur audit pengeluaran kas sama dengan yang digunakan untuk akuisisi. Biasanya auditor melakukan pengujian untuk akuisisi dan pengeluaran kas secara bersamaan. Untuk transaksi tertentu yang akan diperiksa dari jurnal akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumentasi audit lainnya diperiksa pada saat yang bersamaan seperti cek yang dibatalkan terkait. 6. Sampling atribut untuk TOC dan STOT Penggunaan sampling atribut merupakan hal yang umum dilakukan. Pendekataannya serupa dengan TOC dan STOT penjualan dengan sampling audit statistik. Terdapat tiga perbedaan penting antara siklus akuisisi dan pembayaran dengan siklus lainnya. Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang meningkatkan potensi salah saji klasifikasi. Sehingga auditor sering mengurangi tingkat pengecualian yan dapat diterima terutama untuk atribut Lebih umu bagi transaksi dalam siklus ini membutuhkan beberapa pertimbangan yang signifikan yang meningkatkan potensi salah saji. Sehingga auditor sering mengurangi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi untuk atribut Jumlah nilai setiap transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran mencakup rantang yang Contoh Test of Control dan Substantive Test of Transaction atas akuisisi adalah sbb. Contoh Test of Control dan Substantive Test of Transaction atas akuisisi adalah sbb. Contoh Test of Control dan Substantive Test of Transaction atas pembayaran kas adalah sbb. Contoh Test of Control dan Substantive Test of Transaction atas pembayaran kas adalah sbb. Metodologi untuk Merancang TBD Utang Usaha Utang usaha merupakan kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa bisnis biasa. Metodologi yang digunakan sama dengan yang digunakan untuk TDB piutang usaha. Jika TOC dan STOT menunjukkan bahwa pengendalian telah beroperasi dengan efektif dan prosedur analitis menunjukkan hasil yang memuaskan, auditor mungkin akan mengurangi TDB utang usaha. Tetapi karena utang usaha cenderung material, auditor hampir selalu melaksanakan sejumlah TDB. Account Payable adalah kewajiban yang belum dibayar untuk barang dan jasa yang diterima dalam kegiatan bisnis biasa. A/P termasuk kewajiban untuk perolehan bahan baku, peralatan, utilitas, perbaikan, dan banyak jenis barang dan jasa lainnya yang diterima sebelum akhir tahun. Sebagian besar A/P juga dapat diidentifikasi dengan adanya faktur vendor untuk kewajiban tersebut. Account Payable harus dibedakan dari kewajiban yang masih harus dibayar dan kewajiban yang mengandung bunga. Liabilitas adalah A/P hanya jika jumlah total kewajiban diketahui dan terutang pada tanggal neraca. Jika kewajiban termasuk pembayaran bunga, maka harus dicatat sebagai wesel bayar, hutang kontrak, hutang hipotek, atau hutang obligasi. Berikut metodologi untuk merancang TDB Mengidentifikasikan risiko bisnis klien yang memengaruhi utang usaha Sekarang ini siklus akuisisi dan pembayaran telah banyak berubah akibat kemajuan zaman. Pengaturan dan sistem perusahaan menjadi kompleks yang mungkin saja memiliki risiko yang signifikan. Auditor harus memahami perubahan sistem ini untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen terkait telah mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam utang usaha. 2. Menetapkan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren Auditor umumnya menetapkan materialitas kinerja yang tinggi karena saldo dari utang usaha relatif besar. Dan juga auditor seringkali menilai risiko inheren sebagai sedang atau tinggi. Hal ini karena mereka peduli terutama dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo pisah batas dan kelengkapan karena berpotensi menimbulkan salah saji saldo akun. 3. Menilai risiko pengendalian dan merancang TOC dan STOT Setelah menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren, auditor akan menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman pengendalian internal. STOT auditor juga akhirnya akan bergantung pada keefektifan pengendalian internal yang berhubungan dengan utang usaha. Karena itu auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai pengendalian internal berhubungan dengan utang usaha. Dan hal ini telah dibahas diatas. 4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis Prosedur analitis berguna untuk mengungkakpan bidang dimana penyelidikan atau pemeriksaan tambahan memang diperlukan. Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkapkan salah saji akun utang usaha serta akun beban. Karena double enrty, salah saji akun beban biasanya juga menimbulkan salah saji yang sama dalam akun utang usaha. Hal ini merupakan prosedur yang efektif untuk menganalisisi utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun diharapkan stabil. 5. Merancang dan melaksanakan TDB Tujuh dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dapat diterapkan pada utang usaha eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, serta hak dan kewajiban. Jika dalam audit atas aset auditor menekankan pada lebih saji saldo, berbeda pada audit utang usaha atau kewajiban dimana auditor lebih menekankan pada kurang saji saldo. Perbedaan ini terkait dengan kewajiban hukum akuntan publik. Jika pengguna laporan keuangan setelah diaudit menentukan bahwa ekuitas dilebihsajikan secara material yang notabene diakibatkan oleh lebih saji aset atau kurang saji utang usaha, tuntutan hukum terhadap kantor akuntan publik mungkin akan terjadi. Pengujian Kewajiban Setelah Merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Luas pengujian untuk mengungkapkan utang usaha belum tercatat sangat bergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun potensial. Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Pengeluaran Kas Selanjutnya. Auditor biasanya memeriksa dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika memang untuk periode berjalan, auditor harus menelusurinya ke neraca saldo utang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut memang telah Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa Minggu Setelah Akhir Cara yang digunakan sama seperti sebelumnya dan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya adalah karena dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir audit dan buka untuk kewajiban yang telah dibayar. Menelusuri Laporan Penerimaan yang Dikeluarkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur Vendor Semua barang yang belum diterima sebelum akhri tahun periode akuntansi harus dicantumkan sebagai utang usaha. Auditor menguji kewajiban yang belum tercatat dengan menelusuri laporan penerimaan yang diterbitkan hingga akhir tahun ke faktur vendor dan memastikan bahwa laporan itu telah dimasukkan dalam utang usaha. Menelusuri Laporan Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke Neraca Saldo Utang Jika klien menyimpan laporan vendor, auditor dapat menelusuri setiap laporan yang memiliki saldo jatuh tempo pada tanggal neraaca ke listing untuk memastikan bahwa hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha. Mengirim Konfirmasi ke Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Audirot kadang-kadang menggunkan konfirmasi untuk menguji cendor yang dihapus dari daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah saji. Pengujian Pisah Batas Cutoff Test. Untuk menentukan apakah transaksi yang dilakukan beberpa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca dicatat pada periode yang Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Pemeriksaan Fisik Persediaan. Untuk menentukan apakah pisah batas utang usaha sudah benar, sangat penting jika pengujian pisah batas dikoordinasikan dengan observasi fisik persediaan. Informasi pisah batas untuk akuisisi harus diperoleh selama observasi fisik persediaan. Auditor mereview prosedur dalam departemen penerimaan untuk menentukan bahsa semua persediaan yang diterima telah dihitung dan auditor mencatat nomor penerimaan terakhir dimana persediaan dilibatkan dalam perhitungan Auditor menelusuri nomor laporan penerimaan tersebut ke catatatn utang usaha untuk memverifikasi bahwa hal itu telah dimasukkan atau dikecualikan dengan benar. Persediaan dalam Perjalanan. Menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan atas dasar FOB Destination atau FOB Origin. Jika FOB Destination hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukkan dalam persediaaan dan utang usaha pada akhir tahun. Jika FOB Origin persediaan dan utang usaha harus dicatat pada periode berjalan ketika pengiriman dilakukan sebelum atau pada tanggal neraca. 6. Reliabilitas bukti Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor Laporan vendor lebih unggul dalam memverifikasi saldo utang usaha karena mencantumkan saldo akhir. Sedangkan faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi karena menunjukkan rincian transaksi. 2. Perbedaan Laporan Vendor dan Konfirmasi Perbedaan laporan vendor dengan konfirmasi terletak dari segi sumber informasinya. Laporan vendor dibuat oleh vendor dan diberikan kepada klien sehingga saat pemeriksaan berada di tangan klien. Hal ini bisa menjadi celah dimana klien mungkin menyembunyikan atau mengubah laporan vendor dari auditor. Sedangkan konfirmasi sebenarnya hal yang sejenis dengan laporan vendor namun langsung dikirimkan ke kantor akuntan publik sehingga lebih dapat diandalkan. 7. Ukuran sampel Auditor juga harus memperhatikan ukuran sampel ketika mengaudit utang usaha dengan ukuran yang sangat bervariasi. Jika pengendalian internal lemah, hampir semua item populasi harus diverifikasi. Tujuan keseluruhan dalam mengaudit Account Payable adalah untuk menentukan apakah saldo A/P dinyatakan secara adil dan diungkapkan dengan benar. Tujuh dari delapan tujuan audit terkait saldo berlaku untuk A/P keberadaan, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, cutoff, detail tiein, serta hak dan kewajiban. Nilai yang dapat direalisasi tidak berlaku untuk liabilitas. Berikut adalah tujuan audit serta asersi untuk Test of Detail of Balance atas Account Payable. Standar Asersi AICPA Tujuan Audit Terkait Saldo Asersi Utang dalam daftar utang sesuai dengan buku besar terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sesuai dengan buku besar umum Detail tie-in Utang di dalam daftar utang ada Existence Utang yang ada telah dicantumkan dalam daftar utang Completeness Utang dalam daftar utang sudah akurat Accuracy Utang dalam daftar utang telah diklasifikasikan dengan benar Classification Transaksi dalam siklus pembelian dicatat pada periode yang tepat Cutoff Perusahaan memiliki obligasi untuk membayar kewajiban yang termasuk dalam utang yang Obligation Berdasarkan tujuan audit tersebut, dapat ditentukan prosedur audit yang akan audit umum untuk mengungkapkan Account Payable yang tidak tercatat antara lain sebagai berikut Out of Period Liability Tests Periksa Dokumentasi yang Mendasari untuk Pencairan Kas Selanjutnya Auditor memeriksa dokumentasi pendukung untuk pencairan kas setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pencairan kas adalah untuk kewajiban periode erjalan. Jika ini merupakan liabilitas periode berjalan, auditor harus melacaknya ke Trial Balance A/P yang dibayarkan untuk memastikannya dimasukkan. Receiving report menunjukkan tanggal inventaris diterima dan karenanya merupakan dokumen yang sangat berguna. Demikian pula, faktur vendor biasanya menunjukkan tanggal layanan disediakan. Auditor sering memeriksa dokumentasi untuk pembayaran kas yang dilakukan pada periode berikutnya selama beberapa minggu setelah tanggal neraca, terutama ketika klien tidak membayar tagihan tepat waktu. Periksa Dokumentasi yang Mendasari untuk Tagihan yang Tidak Dibayar Beberapa Minggu Setelah Akhir Tahun Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti yang sebelumnya dan untuk tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda karena dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar di dekat akhir audit daripada untuk kewajiban yang telah dibayarkan. Melacak Laporan Penerimaan yang Diterbitkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur Vendor Terkait Semua barang dagangan yang diterima sebelum akhir tahun periode akuntansi harus dimasukkan sebagai utang dagang. Dengan melacak receiving report yang dikeluarkan hingga akhir tahun ke faktur vendor dan memastikan bahwa mereka termasuk dalam utang dagang, auditor sedang menguji kewajiban yang tidak tercatat. Lacak Pernyataan Vendors yang Menunjukkan Saldo yang Mengacu pada Account Payable Trial Balance Jika klien menyimpan file pernyataan vendors, auditor dapat melacak setiap pernyataan yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca hingga cantuman untuk memastikan itu dimasukkan sebagai Account Payable. Kirim Konfirmasi ke Vendor dengan mana Klien Melakukan Bisnis Meskipun penggunaan konfirmasi untuk utang dagang lebih jarang daripada untuk piutang dagang, auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji vendor yang dihilangkan dari daftar hutang, transaksi yang dihilangkan, dan saldo akun yang salah saji. Mengirim konfirmasi ke vendor aktif yang belum memasukkan saldo dalam daftar utang dagang adalah cara yang berguna untuk mencari jumlah yang dihilangkan. Jenis konfirmasi ini biasa disebut konfirmasi saldo nol. Cutoff test Cutoff Account Payable dilakukan untuk menentukan apakah transaksi dicatatbeberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca dimasukkan dalam periode yang benar. Lima tes audit liabilitas di luar periode yang baru saja kita diskusikan adalah semua uji cutoff untuk akuisisi, tetapi mereka menekankan pada understatement. Untuk tiga prosedur pertama, juga tepat untuk memeriksa dokumentasi pendukung sebagai ujian dari overstatement A/P. Sebagai contoh, prosedur ketiga pengujian untuk understatement A/P yang tidak tercatat dengan melacak receiving report yang diterbitkan sebelum akhir tahun ke faktur vendor terkait. Untuk menguji jumlah cutoff yang terlalu tinggi, auditor harus melacak receiving report yang diterbitkan setelah akhir tahun untuk faktur terkait untuk memastikan bahwa mereka tidak dicatat sebagai A/P kecuali jika itu merupakan inventory in transit. Hubungan Cutoff dengan Pengamatan Fisik Inventory Dalam menentukan bahwa cutoff A/P adalah benar, penting bahwa tes cutoff dikoordinasikan dengan pengamatan fisik inventory. Misalnya, asumsikan bahwa akuisisi inventory sebesar $ diterima pada sore hari tanggal 31 Desember, setelah inventaris fisik selesai. Jika akuisisi termasuk dalam utang dagang dan pembelian tetapi dikecualikan dari persediaan akhir, hasilnya adalah understatement laba bersih $ Sebaliknya, jika akuisisi dikecualikan dari inventory dan utang dagang, ada salah saji dalam neraca, tetapi laporan laba rugi benar. Satu-satunya cara auditor akan mengetahui jenis salah saji yang telah terjadi adalah mengoordinasikan uji cutoff dengan pengamatan inventory. Inventory in Transit Dalam utang dagang, auditor harus membedakan antara akuisisi inventory yang berdasarkan FOB destination dan yang dibuat sebagai FOB origin. Untuk FOB destination, hak berpindah kepada pembeli ketika persediaan diterima, jadi hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukkan dalam persediaan dan utang dagang pada akhir tahun. Ketika akuisisi adalah FOB origin, perusahaan harus mencatat inventory dan akun terkait yang harus dibayar pada periode berjalan jika pengiriman terjadi pada atau sebelum tanggal neraca. Auditor dapat menentukan apakah inventory telah diperoleh dengan FOB destination atau FOB origin dengan memeriksa faktur vendor. Auditor harus memeriksa faktur untuk barang yang diterima segera setelah akhir tahun untuk menentukan apakah mereka menggunakan basis FOB origin. Bagi barang yang tanggal pengirimannya berada dan ketika pada atau sebelum tanggal neraca, persediaan dan akun utang terkait harus dicatat pada periode berjalan jika jumlahnya material. Substantive Analytical Procedure Penggunaan prosedur analitis sama pentingnya dalam siklus akuisisi dan pembayaran seperti dalam setiap siklus lainnya, terutama untuk mengungkap salah saji dalam hutang dagang. Berikut adalah Substantive Analytical Procedure untuk Siklus Pembelian. Substantive Analytical Procedure Bandingkan saldo akun Expense terkait akuisisi dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah saji A/P dan Expense. Meninjau daftar A/P untuk hutang yang tidak biasa, nonvendor, dan berbunga. liabilities. Salah saji klasifikasi untuk non-trade Bandingkan akun A/P individu dengan tahun sebelumnya Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji. Hitung rasio, seperti Purchase dibagi dengan A/P, dan A/P dibagi dengan kewajiban lancar. Akun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji. Untuk memastikan barang yang datang sesuai pesanan, kamu perlu menerapkan SOP penerimaan barang. Ketika kamu melakukan bisnis retail atau manufaktur, tentu kamu akan mendapat pasokan barang. Namun sebelum melangkah lebih jauh, kamu perlu memahami apa itu standar operasional prosedur atau SOP penerimaan barang. Mengutip dari Accounting Tools, SOP penerimaan barang adalah prosedur yang diperlukan untuk memeriksa dengan benar semua barang yang masuk. Kemudian menandainya dengan label dan mencatatnya sebagai barang yang telah diterima. Jika SOP penerimaan barang ini tidak dilakukan dengan benar, kamu akan menemukan bahwa catatan persediaan barang di gudangmu tidak akurat. Ketika catatan ini tidak akurat, kamu tidak mungkin dapat memenuhi pesanan pelanggan atau menjalankan operasi manufaktur dengan cara yang efisien. SOP penerimaan barang penting untuk diterapkan. Hal ini karena semua barang yang dibeli oleh bisnis memiliki fungsi tertentu, entah itu persediaan untuk digunakan secara internal atau persediaan untuk dijual kepada pelanggan. Pelacakan semua barang yang masuk ke gudang, dapat memastikan bahwa produk yang tepat diterima dan segera disimpan di tempat sesuai. Mengikuti prosedur penerimaan barang dapat membantu menjaga gudang yang efisien dan mengidentifikasi masalah apa pun dengan pemasok. Baca Juga Pahami 7 Manfaat SOP Ini agar Kamu Dapat Menerapkannya untuk Perusahaanmu SOP Penerimaan Barang dari Gudang Supplier Foto wanita mencatat persediaan barang. Sumber Saat kamu menerima barang, tentu kamu akan menerima barang dari gudang supplier. Barang-barang yang tiba tersebut perlu diinspeksi. Hal ini untuk mengecek apakah pesanan sesuai dan kualitas barangnya. Bisa jadi barang yang dikirim dari gudang supplier mengalami penurunan kualitas atau rusak dalam perjalanan. Dari hasil inspeksi, kamu dapat memutuskan mengembalikan barang atau tetap memprosesnya untuk penyimpanan di gudangmu. Kamu juga harus menginspeksi jumlah barang. Seberapa teliti kamu dapat memverifikasi jumlah yang diterima, kemungkinan akan bervariasi menurut berapa banyak paket yang datang dan seberapa penting isinya. Jika ada banyak paket dan ada banyak barang pada setiap paket, penghitungan lengkap akan menjadi proses yang sangat memakan waktu. Dalam kasus seperti ini, mungkin lebih baik menggunakan sampling untuk menentukan kuantitas yang diterima. Pengambilan sampel beberapa paket dapat dilakukan berdasarkan berat, dimensi fisik, atau jumlah individu. Kamu bisa menggunakan metode mana pun yang paling masuk akal untuk produk tertentu. Tergantung pada pentingnya produk dan tujuan penggunaannya, pemeriksaan kualitas mungkin tidak dilakukan selama proses penerimaan. Pada beberapa industri, misalnya produksi makanan, produk dapat diterima dalam keadaan karantina, untuk menjalani pengujian kualitas dan komposisi yang ketat. Biasanya, pemeriksaan kualitas yang dilakukan selama proses penerimaan, dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi selama pengiriman. Berikut ini tahapan SOP penerimaan barang dari gudang supplier yang dapat kamu terapkan di gudangmu. 1. Sesuaikan Barang dengan Purchase Order SOP penerimaan barang yang pertama, yaitu sesuaikan barang yang diterima dengan purchase order PO. Kamu perlu memastikan barang yang terkirim ke gudangmu cocok dengan catatan dalam purchase order yang sudah kamu terbitkan sebelumnya ke supplier. Purchase order juga harus digunakan untuk memeriksa bahwa setiap item sesuai dengan deskripsi dan jumlah yang dipesan. Umumnya, kotak atau kardus packing barang akan memiliki deskripsi produk dan jumlah isinya. Menurut Safer Storage Systems, ada beberapa hal yang perlu kamu catat untuk setiap penerimaan barang baru. Berikut ini perinciannya Tanggal dan waktu barang logistik pengiriman dan pengemudi yang bertugas mengirimkan kesesuaian jumlah dan deskripsi barang dengan purchase setiap perbedaan yang nama personel yang melakukan pemeriksaan ini. Mempertahankan laporan yang akurat, sangat penting untuk pembukuan yang akurat. Jadi, kamu dapat menyelesaikan perselisihan apa pun yang mungkin timbul pada masa mendatang terkait barang atau supplier. Jika tidak ada purchase order atau catatan pesanan, tanyakan kepada supervisor divisi purchasing bisnismu sebelum menolak barang. 2. Periksa Kondisi Barang Foto karyawan di gudang. Sumber SOP penerimaan barang selanjutnya, yaitu periksa kondisi barang. Sebelum menerima barang, penting melakukan pemeriksaan kualitas untuk memastikan barang tidak rusak atau tidak berfungsi. Jika dalam jumlah banyak, bukan berarti kamu harus membuka satu per satu kardus untuk memeriksa barang. Jadi, coba ambil beberapa sampel untuk melihat kondisi produk. Periksa tanda-tanda kerusakan atau kesalahan produk. Pastikan semua barang seperti yang dijelaskan pada purchase order. Jika kamu menemukan barang rusak akibat pengiriman, catat tingkat kerusakan pada catatan konsinyasi. Setelah itu, segera beri tahu supplier dengan perincian masalah tersebut untuk membahas langkah selanjutnya. Misalnya, memperbaiki dari segi pengemasan agar barang tidak mudah rusak. Baca Juga 7 Tips Usaha Pre-order agar Produkmu Banyak Dibeli Pelanggan 3. Catat Barang ke Dalam Daftar Inventaris SOP penerimaan barang selanjutnya, yaitu catat barang-barang yang baru masuk ke dalam daftar inventaris. Masukkan barang yang telah kamu terima ke dalam sistem manajemen gudang sesegera mungkin, termasuk tanggal dan jumlah yang diterima. Hal ini akan memungkinkan stok untuk segera dialokasikan ke pesanan baru dari pelanggan. 4. Alokasikan Ruang Penyimpanan untuk Barang Ketika barang masuk sudah tercatat, jika kamu menjalankan bisnis retail, bisa langsung mengemasnya untuk pengiriman ke pelanggan. Jika di bisnis manufaktur, kamu bisa mendistribusikannya langsung ke bagian-bagian yang membutuhkan pasokan bahan baku. Penting untuk segera mengemas barang untuk pengiriman, agar memastikan tidak ada barang yang hilang atau rusak. Persediaan harus didistribusikan ke orang yang tepat dalam bisnis, atau dikemas di tempat biasa untuk diakses bila diperlukan. Untuk barang yang diterima sebagai stok, kamu perlu mengalokasikan ruang di gudang untuk penyimpanan sampai siap diambil untuk pesanan. 5. Beri Salinan ke Bagian Keuangan Langkah terakhir SOP penerimaan barang, yaitu kirimkan salinan nota konsinyasi yang ditandatangani dan diberi tanggal ke bagian keuangan. Informasi ini kemudian dapat dicocokkan dengan invoice dari supplier untuk memastikan pembayaran hanya dilakukan untuk barang yang benar-benar diterima. Baca Juga Pengertian BPOM, Fungsi, Hingga Cara Mendaftarnya Tips Penerimaan Barang dari Supplier Kini kamu sudah tahu bagaimana SOP penerimaan barang. Namun agar alur keluar masuk gudangmu lancar, kamu perlu tahu tips penerimaan barang dari supplier. Berikut ini terdapat sejumlah langkah yang dapat kamu integrasikan ke dalam proses penerimaan barang dari supplier di gudangmu. Hal ini untuk memastikan bahwa masalah dengan supplier ditangani dengan segera. Barang pun segera disimpan untuk menghindari penumpukan barang di lokasi penerimaan. Berikut ini sejumlah tips penerimaan barang dari supplier agar kegiatan ini berjalan efektif dan efisien. 1. Optimalkan Lantai Penerimaan Foto gudang barang. Sumber Apakah ruang atau lantai penerimaan barang dirancang untuk menyortir dan memeriksa pengiriman besar sebelum mencapai lantai gudang? Beberapa kesalahan, seperti salah barang atau salah hitung dapat terjadi, apalagi jika barang yang diterima dalam jumlah besar. Hal Ini tentu bisa dihindari. Kamu dapat memberdayakan karyawan dengan menyediakan ruang yang memadai dan alat tepat untuk mengatur area penerimaan barang. 2. Ruang Penerimaan Harus Bersih dan Teratur Selain mengalokasikan ruang yang cukup untuk pengiriman, jaga agar ruang penerimaan tetap bersih dan tertata dengan baik. Pastikan karyawan dapat dengan mudah mengakses kontainer atau mobil boks yang mengirimkan barang. Memiliki ruang terpisah untuk barang yang rusak, dapat mengurangi kekacauan dan merampingkan alur kerja di ruang penerimaan. 3. Gunakan Teknologi Real Time Tracking Dengan alat pemindai QR code, barcode, dan teknologi lainnya, pelacakan inventaris secara real time bisa menjadi mudah. Kamu perlu berinvestasi untuk mendukung gudangmu dengan berbagai teknologi ini. Jadi, kamu bisa menghindari salah hitung, kehilangan inventaris, dan barang yang salah dalam penyimpanan atau pesanan yang dikirim. Baca Juga Tertarik Bisnis Cacing Tanah? Begini Cara Budidaya yang Tepat 4. Lakukan Quality Control secara Berkala Foto karyawan bekerja di gudang. Sumber Kegiatan quality control sudah pasti harus masuk dalam SOP penerimaan barang. Namun kegiatan ini harus dilakukan secara berkala, bahkan ketika barang sudah masuk ke gudang. Jika bisa, kamu mempekerjakan satu atau lebih karyawan yang rutin melakukan quality control. Mereka dapat memeriksa keakuratan proses penerimaan dan penyimpanan barang. 5. Lakukan Bongkar Muatan dengan Cepat dan Aman Keselamatan adalah prioritas utama pada penerimaan barang. Adapun prioritas kedua, yaitu pembongkaran barang dengan cepat. Periksa berbagai alat angkut barang di gudangmu secara rutin untuk meminimalkan kerusakan dan penundaan. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk membeli peralatan lebih canggih untuk mempercepat proses dan mengurangi beban karyawan. 6. Evaluasi Supplier Supplier yang tidak dapat diandalkan, tentu akan berkinerja buruk dengan jadwal pengiriman yang sering terlambat. Apalagi jika barang serta jumlahnya salah. Tidak peduli berapa lama kamu sudah bekerja sama bersama supplier, kamu harus bersikap tegas jika kinerja mereka memburuk. Kamu pun perlu punya daftar supplier cadangan yang sewaktu-waktu dapat kamu minta untuk menggantikan supplier lama. Baca Juga Cari Tahu Arti Supply Chain dan 5 Komponennya Bagi Bisnis Kamu Itulah penjelasan singkat mengenai SOP penerimaan barang. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisnismu sukses!

laporan penerimaan barang kantor disebut juga